Translate Your Language Here..

Rabu, 08 Mei 2013

Soal Pencatatan Persediaan Barang Dagang Bagian02

Pada postingan sebelumnya telah disajikan soal dan pembahasan pencatatan persediaan barang dagang menggunakan metode fisik. Apabila saudara belum membaca proses pencatatan tersebut silahkan baca terlebih dahulu postingan Soal Pencatatan Persediaan barang dagang bagian01. Pada postingan ini akan dibahas proses pencatatan persediaan barang dagang menggunakan metode perfektual yang disajikan dalam bentuk ilustrasi soal dengan disertai pembahasannya.

Diharapkan dengan pembahasan proses pencatatan persediaan barang dagang yang dikemas dalam bentuk ilustrasi ini memudahkan pembaca dalam memahami pencatatan transaksi pencatatan Persediaan barang dagang secara lebih mudah. Sebagai awal dalam pembahasan ini, bacalah ilustrasi transaksi keuangan berikut ini:

Selasa, 07 Mei 2013

Soal Pencatatan Persediaan Barang Dagang Bagian01

Pada postingan sebelumnya telah dibahas Proses pencatatan persediaan barang dagang dengan menggunakan metode fisik dan metode perfektual. Antara metode fisik dan metode perfektual memiliki beberapa perbedaan dalam proses pencatatannya, apabila anda belum memahami proses pencatatan tersebut silahkan baca terlebih dahulu postingan pencatatan persediaan barang dagang secara tepat. Agar pemahaman anda tentang pencatatan atau akuntansi persediaan barang dagang disarankan untuk rajin berlatih untuk mengerjakan soal tentang proses pencatatan persediaan barang dagang.
Sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan tentang pencatatan persediaan barang dagang silahkan pahami ilustrasi soal berikut ini dan berlatihlah untuk mengerjakannya.

ARTI PENTING AKUNTANSI

Sepanjang perekonomian menggunakan uang (Money) sebagai alat pembayaran maka peran akuntansi selalu krusial karena akuntansi mencatat peristiwa bisnis yang bersifat keuangan. Penjualan barang dagangan, pembayaran gaji, dan pembelian kredit merupakan contoh peristiwa
akuntansi.

Bisnis yang dicatat akuntansi.

Dalam berbagai aktivitas kehidupan kita sangat bergantung pada keandalan akuntansi. Misalnya, ketika kita melakukan pengambilan uang tunai di ATM (anjungan tunai mandiri) maka sebenarnya kita memerintahkan bank melakukan pencatatan akuntansi. Pengambilan uang tunai tersebut menyebabkan uang tunai di bank berkurang, dan saldo rekening kita di bank juga berkurang sebesar nilai rupiah yang kita sebutkan., apa yang terjadi jika bank mengurangi saldo rekening kita lebih banyak dibanding dengan jumlah rupiah yang kita terima? Kita tentu akan menanyakan permasalahan tersebut ke bank, dan segera menutup rekening kita karena hal tersebut mencerminkan bahwa akuntansi bank tersebut tidak dapat diandalkan.

BENARKAH KITA MEMBUTUHKAN AKUNTANSI?

Sepanjang perekonomian negara menggunakan uang sebagai alat pembayaran maka akuntansi selalu berperan penting. Oleh karena itu, berbagai organisasi, seperti misalnya perusahaan, lembaga pemerintahan, yayasan, organisasi kemasyarakatan, bahkan toko kecil-pun membutuhkan akuntansi. Konsekuensinya, anda perlu mengetahui logika dan cara kerja akuntansi agar dapat memahami informasi yang dihasilkan akuntansi, bahkan dapat mengembangkan akuntansi yang sesuai kebutuhan anda.

akuntansi menyajikan informasi yang bersifat keuangan. pengembangan akuntansi berlandas pada 3 (tiga) pilar utama, yaitu matematika, prinsip-prinsip dasar, dan rancang-bangun. pilar matematika menjaga keseimbangan antara total penggunaan dana dan total pemerolehan dana. Pilar prinsip-prinsip dasar menjadikan pengembangan akuntansi lebih terarah. Selanjutnya, pilar rancang-bangun menjadikan akuntansi dapat menyajikan informasi keuangan sesuai kebutuhan para pengguna.

Penyusunan Jurnal Penutup Perusahaan Dagang

Pada postingan sebelumnya telah dibahas hakikat jurnal penutup dan penyusunan jurnal penutup perusahaan jasa diantaranya jurnal penutup dalam perusahaan perseorangan, Jurnal Penutup dalam perususahaan yang berbentuk CV maupun PT. Dalam postingan ini akan dibahas penyusunan jurnal penutup perusahaan dagang

Jurnal penutup perusahaan dagang pada hakikatnya tidak jauh berbeda dengan perusahaan jasa, perbedaannya hanya sedikit diantaranya adalah tentang penutupan pemasukan atau penghasilan utama, dalam perusahaan jasa pemasukan utamanya disebut pendapatan jasa sehingga saat dilakukan tutup buku dibuat jurnal penutup untuk menutup akun pendapatan jasa yaitu dengan mendebet akun pendapatan jasa dan mengkredit akun ikhtisar laba-rugi sedangkan dalam perusahaan dagang pemasukan utamanya disebut penjualan sehingga saat dilakukan tutup buku disusun jurnal penutup untuk menutup akun penjualan yaitu dengan mendebet akun penjualan dan mengkredit akun ikhtisar laba-rugi. Dalam penyusunan jurnal penutup pada perusahaan dagang terdapat empat ayat jurnal penutup yang dibuat yaitu sebagai berikut:

Senin, 11 Maret 2013

Metode Penyusutan Aktiva Tetap Akuntansi

Jenis-jenis metode penyusutan aktiva tetap
Aktiva tetap mempunyai nilai yang semakin berkurang dari suatu  periode ke periode berikutnya, misalnya usahawan membeli sebuah mesin untuk operasional usahanya dengan harga Rp 10.000.000 setelah lima tahun ke depan nilai mesin tersebut bukan Rp 10.000.000 lagi tetapi nilainya sudah semakin rendah misalnya menjadi Rp 6000.000.
Dengan demikian nilai aktiva tetap akan menjadi turun apabila sudah dipakai atau digunakan dalam periode tertentu, Namun ada aktiva tetap yang nilainya tidak akan turun melainkan akan semakin tinggi nilainya yaitu aktiva tetap tanah. Aktiva tetap dalam bentuk sebidang tanah nilainya akan semakin tinggi seiring dengan pertambahan waktu.
Nilai aktiva tetap akan menjadi berkurang karena adanya pemakaian aktiva tetap tersebut sehingga dalam akuntansi dikenal adanya penyusutan aktiva tetap. Penyusutan atau depresiasi adalah pengalokasian harga perolehan dari suatu aktiva tetap karena adanya penurunan nilai aktiva tetap tersebut. Untuk mengetahui besarnya penyusutan atau depresiasi dari suatu aktiva tetap dikenal beberapa metode antara lain metode garis lurus, metode jumah angka tahun, metode menurun berganda, metode satuan jam kerja, dan metode satuan hasil produksi.

Minggu, 10 Maret 2013

Latihan Penghitungan Penyusutan Aktiva Tetap

Pembahasan perhitungan penyusutan aktiva tetap
Pada pembahasan sebelumnya telah diterangkan tentang jenis-jenis metode penyusutan aktiva tetap, agar pemahaman tentang metode penyusutan aktiva tetap lebih jelas maka dirasa penting untuk memahami postingan ini.
Dalam kesempatan ini akan dibahas tentang Latihan soal penghitungan penyusutan aktiva tetap, diharapkan setelah membaca dan memahami postingan ini dengan baik maka pemahaman pembaca tentang metode penyusutan aktiva tetap meningkat sehingga dapat diterapkan dalam proses akuntansi pada bidang usaha yang ditekuni bagi anda yang soerang wirausaha atau dapat mengantarkan anda meraih kesuksesan belajar-mengajar bagi anda yang bergelut dalam pendidikan.
Agar anda dapat memahami pembahasan Latihan soal penghitungan penyusutan aktiva tetap ini dengan baik disarankan untuk membaca dengan baik ilustrasi soal yang tersedia setelah itu anda berusaha menjawab soal tersebut dengan berbekal pada pemahaman anda tentang metode penyusutan aktiva tetap yang telah dibahas sebelumnya, selanjutnya sesudah menemukan jawaban atas soal yang telah anda pahami, langkah berikutnya adalah mencocokan jawaban anda dengan pembahasan soal penyusutan aktiva tetap yang penulis sajikan dibawah ilustrasi soal, silahkan baca dan pahami ilustrasi soal berikut ini:

Prosedur Akuntansi Aktiva Tetap Tanah

Akuntansi aktiva tetap tanah
Dalam pembahasan tentang aktiva tetap sebelumnya telah diterangkan tentang konsep aktiva tetap dalam akuntansi, metode penyusutan aktiva tetap hingga latihan soal dan pembahasan penyusutan aktiva tetap. Pada kesempatan ini akan dibahas secara khusus tentang salah satu jenis aktiva tetap yaitu aktiva tetap tanah. tanah merupakan jenis aktiva tetap yang unik, karena lain dari jenis aktiva tetap yang lainnya. Keunikan aktiva tetap tanah antara lain adalah tidak adanya penyusutan dari aktiva tetap ini, melainkan aktiva tetap tanah nilainya selalu meningkat seiring dengan perkembangan pasar. Untuk lebih detailnya tentang aktiva tetap tanah dapat dibaca dalam uraian berikut ini:

Definisi Aktiva tetap tanah

Tanah adalah aktiva tetap berwujud yang diperoleh dalam kondisi siap pakai atau diperoleh lalu disempurnakan sampai siap pakai untuk operasi perusahaan yang mempunyai manfaat ekonomi lebih dari  satu tahun, serta tidak diperjualbelikan dalam kegiatan operasi normal perusahaan.
Nilai wajar tanah adalah harga pasar bebas obyektif pada tanggal transaksi perolehan atau berdasar penilaian profesional yang dapat diterima secara umum dan dapat diandalkan.

Sabtu, 09 Maret 2013

Memahami Konsep Aktiva Tetap dengan Benar

Aktiva Tetap Perusahaan
Pada postingan ini akan dibahas tentang salah satu komponen dalam laporan neraca yaitu aktiva tetap. Aktiva tetap dapat diartikan sebagai kekayaan perusahaan yang mempunyai nilai guna ekonomis jangka panjang yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan serta tidak untuk dijual kembali. Dalam akuntansi aktiva tetap harus dicatat sebesar Harga perolehan, tetapi harus diketahui juga nilai sekarang atau disebut juga nilai buku. Harga perolehan adalah biaya pembelian ditambah biaya yang menyertainya hingga aktiva tetap tersebut siap digunakan untuk operasional perusahaan. Nilai buku adalah harga perolehan dikurangi depresiasi atau penyusutan.

Macam-Macam Aktiva tetap

Berdasarkan umurnya aktiva tetap dapat dibedakan menjadi dua (2) yaitu Aktiva tetap yang berumur terbatas dan aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas.
a. Aktiva tetap berumur terbatas
yaitu aktiva tetap yang nilainya harus dialokasikan setiap tahunnya yaitu dengan cara membentuk depresiasi atau penyusutan.
Aktiva tetap jenis ini mempunyai dua jenis yang pertama aktiva tetap yang ada penggantinya contohnya mesin, kendaraan dan sebagainya. Yang kedua aktiva tetap yang tidak ada penggantinya misalnya tambang dan sebaginya.
b. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas
Yaitu aktiva tetap yang umurnya tidak perlu dialokasikan karena nilainya selalu bertambah, contoh aktiva ini adalah tanah.

Minggu, 03 Maret 2013

Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Laporan Keuangan (Financial Statement) Perusahaan Jasa secara umum ada tiga macam Laporan Keuangan, yaitu:

1. Laporan Rugi-Laba (Income Statement)
2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)
3. Neraca (Balance Sheet)

Data yang diambil untuk menyusun Laporan Keuangan ini diambil dari Kertas Kerja (Work Sheet). Untuk Laporan Rugi-Laba datanya diambil dari kolom Perhitungan Rugi-Laba, sedangkan untuk Laporan Perubahan Modal  dan Laporan Neraca datanya diambil dari kolom Neraca.

Perusahaan Jasa adalah perusahaan yang sumber penghasilan utamanya berasal dari hasil penjualan jasa. Misalnya adalah Perusahaan Jasa Laundry sumber pendapatan utamanya adalah jasa mencuci pakaian, Perusahaan Jasa Bengkel sumber pendapatan utamanya jasa perbaikan kendaraan dan lain-lain.

Jasa merupakan barang yang tidak berwujud sehingga tidak dapat dihitung secara fisik. Oleh karenanya, dalam Perusahaan Jasa tidak dihitung harga pokok penjualan dari jasa yang dijual.


Jumat, 22 Februari 2013

Teori Persamaan Akuntansi ( Accounting Equation )

Dalam akuntansi selalu ada kesamaan antara kekayaan / harta dan sumber pembelajaannya. Kesamaan ini biasanya dinyatakan dalam suatu persamaan yang disebut persamaan akuntansi ( accounting equation ) sebagai beriktut:

KEKAYAAN  =  SUMBER PEMBELANJAAN

Harta perusahaan bisa berasal dari pemilik perusahaan yang disebut modal, dan bisa juga berasal dari pinjaman yang disebut kewajiban. Jadi persamaannya adalah:

HARTA  =  KEWAJIBAN + MODAL

Jumlah komponen harta perusahaan sama dengan jumlah komponen kewajiban dan modal.

Kegiatan 1: Penyetoran Modal

Awal dari siklus dari kegiatan perusahaan adalah penyetoran modal oleh pemilik. Dalam hal ini misalnya:

Rahman mendirikan perusahaan dan untuk itu ia menyetorkan uang tunai sebesar Rp. 1000 sebagai modal awal.

Penerimaan uang yang berasal dari kegiatan 1 diatas dapat dicatat sbb:

Sabtu, 02 Februari 2013

Contoh Laporan Rugi Laba

Laporan rugi-laba adalah suatu laporan yang memberikan informasi keberhasilan yang di capai atau kegagalan yang menimpa suatu perusahaan di dalam menjalankan usahanya dalam jangka waktu (periode) tertentu yang dinilai atau diukur dengan jumlah satuan uang. Rugi atau laba perusahaan dapat dihitung dengan perbandingan antara jumlah pendapatan dan jumlah beban selama satu periode akuntansi. Jika jumlah pendapatan lebih besar dibandingkan jumlah beban maka perusahaan tersebut mendapatkan laba. Sebaiknya jumlah pendapatan lebih kecil dibandingkan jumlah beban maka perusahaan tersebut menderita kerugian..

Dalam menyusun laporan rugi laba perlu diperhatikan judul; laporan, yang memuat nama perusahaan, nama lapopran dan periode laporan tersebut dengan penulisan secara berturut-turut menjadi tiga baris.

Jumat, 01 Februari 2013

Prinsip Dasar Akuntansi

Prinsip dasar akuntansi adalah sebagai berikut:

Konsep Entitas atau Kesatuan Usaha 


Prinsip dasar akuntansi ini maksudnya adalah suatu organisasi atau bagian dari organisasi yang berdiri sendiri, terpisah dari organisasi lain atau individu lain.

Artinya, bahwa kejadian keuangan yang menyangkut suatu kesatuan usaha tidak boleh dicampur dengan kesatuan usaha lain atau dengan pemiliknya atau sebaliknya.

Prinsip Obyektivitas 

Prinsip dasar akuntansi ini maksudnya adalah catatan dan laporan harus didasarkan pada yang dapat dipercaya sebagai laporan yang menyajikan informasi yang tepat dan berguna.

Kamis, 31 Januari 2013

Pengertian Akuntansi Laporan Keuangan

Menurut American Accounting Association bahwa pengertian akuntansi didefinisikan sebagai "..proses mengindentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut".

Pengertian Akuntansi sering dapat dirumuskan dalam dua sudut pandang, yaitu definisi dari sudut pemakai jasa akuntansi dan dari sudut proses kegiatan.

Definisi Pemakai

Ditinjau dari sisi pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai "suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi".

Rabu, 30 Januari 2013

Pembahasan Cara Perolehan Aktiva Tetap

Soal latihan dalam postingan ini merupakan kelanjutan dalam pemahan konsep aktiva tetap dalam akuntansi. Sebagaimana telah dijelaskan dalam postingan sebelumnya bahwa cara perolehan aktiva tetap dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu Pembelian secara tunai, Pembelian dengan angsuran dan pertukaran atau barter. Agar Anda dapat memahami dengan baik tentang cara perolehan aktiva tetap, maka dalam postingan ini akan dibahas tentang cara perolehan aktiva tetap dalam bentuk ilustrasi soal disertai pembahasannya.

Setelah membaca postingan ini diharapkan kemampuan pemahaman anda tentang cara perolehan aktiva tetap dapat meningkat, sehingga bagi pembaca khusunya seorang pelajar, maupun mahasiswa dapat meningkat prestasi belajar akuntansi dan bagi anda yang seorang pendidik penulis berharap postingan ini dapat membekali dalam proses pembelajaran akuntansi serta bagi anda yang seorang usahawan semoga postingan ini dapat menjadi sarana dalam pencatatan aktiva tetap secara benar. Berikut ini akan dikemukakan ilustrasi soal tentang cara perolehan aktiva tetap dan dibawah ilustrasi soal disajikan pembahasan dari ilustrasi soal tersebut yang penulis jelaskan dengan semaksimal mungkin.

Sabtu, 19 Januari 2013

Penilaian Persediaan Barang Dagang Sistem Perfektual

Pada postingan sebelumnya telah dibahas sistem penilaian persediaan barang dagang dengan sistem Fisik, untuk menyempurnakan pemahaman tentang penilaian persediaan barang dagang maka dirasa perlu memahami postingan ini. Dalam postingan ini akan dibahas penilaian persediaan barang dagang dengan sistem perfektual, dengan menggunakan sistem perfektual maka setiap terjadi transaksi penjualan barang dagang dilakukan perhitungan dan pencatatan harga pokok penjualan. Jadi dalam sistem perfektual, persediaan barang dagang dapat diketahui HPP dan maupun nilai persediaan ahir secara berkala pada saat terjadi penjualan tanpa menunggu ahir periode sebagai mana dalam sistem fisik. Penilaian persediaan barang dagang dengan sistem perfektual dapat dilakukan dengan metode MPKP, MTKP dan metode rata-rata bergerak.

Penilaian persediaan barang dengan metode MPKP-sistem perfektual

Pedoman dalam perhitungan dengan metode MPKP antara lain sebagai berikut:
a. Nilai persediaan barang dagang ahir dihitung dengan menganggap barang yang masuk pertama adalah barang yang dijual terlebih dahulu sedangkan kekurangannya mengambil barang yang masuk atau dibeli berikutnya.

Senin, 14 Januari 2013

Menilai Persediaan Barang Dagang dalam Akuntansi

Metode Penilaian persediaan barang dagangPersediaan barang dagang merupakan salah satu akun penting dalam perusahaan. Apabila persediaan dikelola dengan tepat maka akan memudahkan perusahaan mencapai target yang diharapkan, sebaliknya apabila persediaan barang dagang dikelola secara tidak tepat maka akan mengakibatkan perusahaan jauh dari target yang diharapkan.
Salah satu pengelolaan persediaan barang dagang adalah dengan melakukan penilaian persediaan barang dagang. Dengan melakukan penilaian persediaan barang dagang secara tepat maka perusahaan dapat mengetahui nilai yang persediaan barang dagang dalam periode tertentu dan dapat mengetahui besarnya harga pokok penjualan barang dagang tersebut. Untuk melakukan penilaian persediaan barang dagang maka ada dua komponen yang harus diketahui  terlebih dahulu, komponen tersebut adalah jumlah fisik barang dagang dan harga satuan tiap barang. 
Komponen yang pertama dalam penilaian persediaan barang dagang yaitu jumlah fisik barang. Jumlah fisik barang dapat diketahui dengan cara menghitung barang tersebut baik dihitung pada ahir periode berjalan maupun dihitung secara berkala. Sedangkan komponen yang kedua dalam penilaian persediaan barang dagang yaitu harga barang per unit. Harga barang per unit dapat diketahui berdasarkan asumsi yang digunakan perusahaan, asumsi dasar tersebut antara lain FIFO atau MPKP, LIFO atau MTKP dan Average.

Selasa, 08 Januari 2013

Pencatatan Persediaan Barang dagang secara tepat

Persediaan barang dagang merupakan salah satu aktiva lancar. Persediaan barang dagang dalam suatu perusahaan dapat dicatat dengan dua metode yaitu metode fisik dan metode perfektual. Apabila perusahaan menggunakan metode fisik dalam pencatatan persediaan barang dagang, maka perhitungan persediaan barang dagangan akan dilakukan pada ahir periode berjalan, sedangkan apabila perusahaan menggunakan metode perfektual dalam pencatatan persediaan barang dagangan, maka perhitungan persediaan barang dagangan dilakukan setiap saat terjadi perubahan persediaan barang dagangan.
Dalam postingan ini akan dijelaskan pencatatan yang diperlukan dalam setiap transaksi yang melibatkan persediaan barang dagang dengan metode fisik dan metode perfektual. Agar lebih efektif, dalam pembahasan ini akan di dahului dengan pengenalan transaksi-transaksi keuangan yang melibatkan persediaan barang dagangan, transaksi-transaksi tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Transaksi Pembelian barang dagangan
2. Transaksi Pembayaran biaya angkut pembelian
3. Transaksi Rektur pembelian
4. Transaksi potongan pembelian
5. Transaksi Penjualan Barang dagangan
6. Transaksi rektur penjualan
7. Transaksi Potongan penjualan
8. Transaksi Pembayaran biaya angkut penjualan

Dari beberapa transaksi yang melibatkan persediaan barang dagangan seperti yang disebutkan diatas, selanjutnya akan dilakukan pencatatan yang harus dilakukan sesuai masing-masing transaksi yang terjadi. Silahkan pahami konsep pencatatan persediaan barang dagang berikut ini:

Pencatatan Persediaan barang dagang dengan metode fisik

1. Apabila terjadi transaksi pembelian barang dagang maka pencatatan yang dilakukan dengan metode fisik adalah sebagai berikut:
a. Pembelian secara tunai
Pembelian......Rp xxx
    Kas....................Rp xxx

b. Pembelian secara kredit
Pembelian .....Rp xxx
    Utang dagang.....Rp xxx

2. Apabila terjadi transaksi pembayaran biaya angkut pembeian maka pencatatan yang dilakukan dengan metode fisik adalah sebagai berikut:
Beban angkut pembelian ........Rp xxx
         Kas ...............................................Rp xxx

3. Apabila terjadi transaksi Rektur Pembelian maka pencatatan yang dilakukan dengan metode fisik adalah sebagai berikut:
a. Jika saat pembelian dilakukan secara tunai
Kas ............Rp xxx
     Retur Pembelian ....Rp xxx

b. Jika saat pembelian dilakukan secara kredit
Utang dagang .......Rp xxx
    Retur Pembelian.....Rp xxx

4. Apabila terjadi transaksi Pelunasan utang dagang dengan disertai potongan pembelian maka pencatatan yang dilakukan dengan metode fisik adalah sebagai berikut:

Utang dagang .......Rp xxx
    Kas .................................Rp xxx
    Potongan Pembelian........Rp xxx

5. Apabila terjadi transaksi Penjualan barang dagang maka pencatatan yang dilakukan dengan metode fisik adalah sebagai berikut:
a. Penjualan secara tunai
Kas ...........Rp xxx
       Penjualan ........Rp xxx

b. Penjualan secara Kredit
Piutang dagang .......Rp xxx
       Penjualan ..................Rp xxx

6. Apabila terjadi retur penjualan maka pencatatan yang dilakukan dengan metode fisik adalah sebagai berikut:
a. Jika saat penjualan dilakukan secara tunai
Retur Penjualan .......Rp xxx
        Kas...............................Rp xxx

b. Jika saat penjualan dilakukan secara kredit
Retur Penjualan .........Rp xxx
       Piutang Dagang ............Rp xxx

7. Apabila terjadi transaksi Penerimaan pelunasan piutang dagang dengan disertai potongan Penjualan maka pencatatan yang dilakukan dengan metode fisik adalah sebagai berikut:

Kas ..............................Rp xxx
Potogan Penjualan........Rp xxx
          Piutang Dagang ...........Rp xxx

8. Apabila terjadi transaksi pembayaran biaya angkut penjualan maka pencatatan yang dilakukan dengan metode fisik adalah sebagai berikut:

Biaya angkut Penjualan ...........Rp xxx
        Kas .............................................Rp xxx

Pencatatan Persediaan barang dagang dengan metode Perfektual

1. Apabila terjadi transaksi pembelian barang dagang maka pencatatan yang dilakukan dengan metode perfektual adalah sebagai berikut:
a. Pembelian secara tunai
Persediaan barang dagang......Rp xxx
    Kas......................................................Rp xxx

b. Pembelian secara kredit
Persediaan barang dagang .....Rp xxx
       Utang dagang..............................Rp xxx

2. Apabila terjadi transaksi pembayaran biaya angkut pembeian maka pencatatan yang dilakukan dengan metode perfektual adalah sebagai berikut:

Persediaan barang dagang ........Rp xxx
    Kas ........................Rp xxx

3. Apabila terjadi transaksi Rektur Pembelian maka pencatatan yang dilakukan dengan metode perfektual adalah sebagai berikut:
a. Jika saat pembelian dilakukan secara tunai
Kas ............Rp xxx
     Persediaan barang dagang ....Rp xxx

b. Jika saat pembelian dilakukan secara kredit
Utang dagang .......Rp xxx
    Persediaan barang dagang.....Rp xxx

4. Apabila terjadi transaksi pembayaran utang dagang disertai potongan pembelian maka pencatatan yang dilakukan dengan metode perfektual adalah sebagai berikut:
Utang dagang .......Rp xxx
    Kas ...........................................Rp xxx
    Persediaan barang dagang..........Rp xxx

5. Apabila terjadi transaksi Penjualan barang dagang maka pencatatan yang dilakukan dengan metode perfektual adalah sebagai berikut:
a. Penjualan secara tunai
Kas ...........Rp xxx
  Penjualan ........Rp xxx
(nilai dalam penjualan sebesar harga jual)

HPP ...........Rp xxx
  Persediaan Barang dagangan ....Rp xxx

(nilai dalam Persediaan barang dagang sebesar harga Pokok barang)

b. Penjualan secara Kredit
Piutang dagang .......Rp xxx
    Penjualan ....................Rp xxx

HPP ...........Rp xxx
  Persediaan Barang dagangan ....Rp xxx

(nilai dalam HPP sebesar harga Pokok barang)

6. Apabila terjadi retur penjualan maka pencatatan yang dilakukan dengan metode perfektual adalah sebagai berikut:

a. Jika saat penjualan dilakukan secara tunai
Retur Penjualan .......Rp xxx
    Kas..................................Rp xxx

Persediaan Barang dagangan ....Rp xxx
     HPP ....................................................Rp xxx
 
(nilai dalam Persediaan barang dagang sebesar harga Pokok barang yang dikembalikan)

b. Jika saat penjualan dilakukan secara kredit
Retur Penjualan .........Rp xxx
        Piutang Dagang ............Rp xxx

Persediaan Barang dagang......Rp xxx
        HPP .....................................................Rp xxx
 
(nilai dalam Persediaan barang dagang sebesar harga Pokok barang yang dikembalikan)

7. Apabila teradi transaksi penerimaan pelunasan piutang dagang disertai dengan potongan Penjualan maka pencatatan yang dilakukan dengan metode perfektual adalah sebagai berikut:
Kas .............................Rp xxx
Potogan Penjualan ......Rp xxx
        Piutang Dagang............Rp xxx

8. Apabila terjadi transaksi pembayaran biaya angkut penjualan maka pencatatan yang dilakukan dengan metode perfektual adalah sebagai berikut:
Biaya angkut Penjualan ...........Rp xxx
       Kas .............................................Rp xxx

Kesimpulan
Metode Pencatatan persediaan barang dagangan ada dua yaitu metode fisik dan metode perfektual. Kedua Metode tersebut memiliki perbedaan diantaranya dalam hal penentuan perhitungan persediaan barang dagangan, dimana saat menggunakan metode fisik perhitungan persediaan barang dagangan dilakukan setiap ahir periode sedangkan saat menggunakan metode perfektual perhitungan persediaan barang dagang dilakukan saat terjadi perubahan persediaan barang dagangan. Perubahan persediaan barang dagang tersebut dapat terjadi karena adanya pembelian, penjualan dan sebagainya. Agar lebih memahami pencatatan persediaan barang dagang silahkan baca postingan Soal dan pembahasannya tentang pencatatan persediaan barang dagang dengan metode fisik dan postingan  pembahasan pencatatan persediaan barang dagang dengan metode perfektual.

Description: Membahas proses pencatatan persediaan barang dagangan dengan metode fisik dan metode perfektual secara tepat.
Rating: 5.0

Senin, 07 Januari 2013

Konsep Persediaan Barang dagang dalam Akuntansi

 Persediaan Barang dagangPersediaan barang dagang atau dalam bahasa inggris, persediaan barang dagang disebut merchandise inventory diartikan sebagai barang yang dimiliki oleh perusahaan yang didapatkan dengan cara membelinya dari pemasok atau membuatnya sendiri kemudian disimpan untuk sementara yang diperuntukan untuk dijual kepada konsumen atau untuk memproduksi barang yang akan dijual dalam operasi usahanya. Persediaan barang dagang digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu persediaan barang dalam perusahaan dagang dan  persediaan barang dalam perusahaan manufaktur.

Jenis persediaan barang dagangan

Jenis persediaan barang dagangan dapat digolongkan menjadi dua  yaitu sebagai berikut:
1.Jenis Persediaan barang dalam perusahaan dagang
Dalam perusahaan dagang persediaan barang dagang diartikan sebagai seluruh barang yang dibeli dari pemasok, disimpan dalam gudang dan dijual kepada konsumen. Jadi persediaan barang dalam perusahaan dagang tidak mengalami proses pengolahan barang, perlakuan persediaan barang dalam perusahaan dagang hanya dibeli,disimpan dan dijual.

2. Jenis persediaan barang dalam perusahaan manufaktur
Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang diartikan sebagai persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi yang diperuntukan untuk diolah dan dijual kepada konsumen. Jadi persediaan barang dagang dalam perusahaan manufaktur mengalami proses produksi atau pengolahan barang sampai barang tersebut menjadi barang jadi yang siap dijual. Secara lebih jelas persediaan barang dalam perusahaan manufaktur terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu sebagi berikut:
a. Persediaan barang baku (raw material inventory)
yaitu persediaan barang yang masih berwujud bahan baku yang akan diproses menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
b. Persediaan barang dalam proses ( work in proses inventory)
yaitu persediaan barang yang berwujud bahan yang telah mengalami pengolahan atau telah diproses tetapi belum menjadi produk jadi.
c. Persediaan barang jadi (finished goods inventory)
yaitu persediaan barang yang berwujud produk jadi dan siap untuk dijual atau dipasarkan.

Transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan :

Transaksi-transaksi yang terkait dengan persediaan barang dagang dapat diuaraikan sebagai berikut:
a. Pembelian barang dagangan
b. Pembayaran beban angkut pembelian
c. Retur Pembelian
d. Potongan Pembelian
e. Penjualan barang dagangan
f. Pembayaran beban angkut penjualan
g. Retur Penjualan
h. Potongan Penjualan
i. Perlakuan PPN dan PPnBM

Akuntansi persediaan barang dagang

Setelah mengetahui beberapa transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dagang seperti yang telah diuraikan diatas, maka selanjutnya dirasa penting untuk memahami pencatatan transaksi-transaksi tersebut dalam jurnal umum. Dalam akuntansi mengenal dua metode dalam mencatata transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan, yaitu metode fisik dan metode perfektual. Saat menggunakan metode fisik maka penghitungan jumlah dan nilai persediaan barang dagangan hanya akan diketahui pada ahir periode berjalan, jadi pada setiap ahir periode akan diperhitungkan persediaan barang dagangan. Sedangkan saat menggunakan metode perfektual maka setiap terjadi perubahan persediaan barang dagangan akan selalu dicatat. Dengan kata lain saat terjadi transaksi pembelian maka akan terjadi penjumlahan atau penambahan barang dagangan sebaliknya saat terjadi penjualan maka akan terjadi pengurangan persediaan barang dagangan.

Penilaian Persediaan Barang dagang

Kita sering melihat nilai persediaan dalam laporan keuangan misalnya dalam neraca terlihat persediaan barang Rp 9000.0000, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara untuk menentukan nilai persediaan barang tersebut? tidak mungkin asal, karena akuntansi adalah ilmu yang menghendaki ketepatan atau keakuratan. Untuk mengetahui Nilai persediaan barang dagangan maka perlu diketahui dua komponen penting yaitu jumlah fisik barang dan harga per unit barang. Jadi nilai persediaan barang dapat diketahui dengan rumus; Persediaan barang = Jumlah fisik x Harga perunit. Sebelum melanjutkan pembahasan ini perlu diketahui terlebih dahulu apa itu jumlah fisik, jumlah fisik barang maksudnya adalah jumlah barang yang terdapat pada gudang suatu perusahaan misalnya, dalam gudang UD Ingin jaya terdapat 200 sepeda motor bekas, nah dari sini kita mengetahui bahwa jumlah fisik persediaan barang dagang adalah 200.
Untuk mengetahui jumlah fisik barang dapat dilakukan dengan menghitung secara manual persediaan barang yang ada digudang pada ahir periode atau dapat pula dihitung secara perfektual (perhitungan berkala dengan cara menambah persediaan barang saat terjadi pembelian barang sejumlah pembelian yang terjadi dan mengurangi saat terjadi penjualan barang sejumlah penjualan yang terjadi). Sedangkan untuk mengetahui harga perunit barang dilakukan atas dasar asumsi FIFO, LIFO, atau Average.

Kesimpulan:
Persediaan barang dagang merupakan barang yang dimiliki oleh perusahaan yang didapatkan dengan cara membelinya dari pemasok atau membuatnya sendiri kemudian disimpan untuk sementara yang diperuntukan untuk dijual kepada konsumen atau untuk memproduksi barang yang akan dijual dalam operasi usahanya. Persediaan barang dalam perusahaan dagang dengan persediaan pada perusahaan manufaktur memiliki perbedaan, dalam perusahaan dagang persediaan barang dagang tidak mengalami proses pengolahan atau proses produksi sedangkan dalam perusahaan manufaktur persediaan barang mengalami proses pengolahan.
Pencatatan persediaan barang dagangan dalam akuntansi dilakukan dengan dua meode yaitu metode fisik dan motode perfektual, untuk lebih memahami metode pencatatan persediaan barang dagangan silahkan baca pada postingan Pencatatan Persediaan barang dagang secara tepat. Penilaian persediaan barang dagngan dilakukan dengan rumus; Nilai persediaan barang = Jumlah fisik x Harga Perunit. Untuk memehami penilaian persediaan barang dagangan dapat dipahami dalam postingan Penilaian Persediaan barang dagang dalam akuntansi.


Description: Membahas Konsep Persediaan Barang dagang dalam Akuntansi secara tepat meliputi definisi dan jenis persediaan barang dagang serta akuntansi persediaan barang dagang
Rating: 5.0

Rabu, 02 Januari 2013

Proses Perhitungan Harga Pokok Penjualan secara tepat

Harga Pokok Penjualan (HPP) merupakan salah satu unsur atau elemen dari Laporan laba-rugi suatu perusahaan dagang. Apabila perusahaan akan menyusun laporan keuangan khususnya laporan laba-rugi, maka harus dilakukan perhitungan Harga Pokok Penjualan yang terjadi dalam periode berjalan. Ketepatan perhitungan HPP mempengaruhi keakuratan laba yang diraih perusahaan atau rugi yang ditanggung perusahaan. Dengan demikian semakin tepat perhitungan HPP yang dilakukan akan berakibat semakin akurat laporan laba atau rugi perusahaan. Mengingat pentingnya ketepatan dalam perhitungan HPP maka pada kesempatan ini blog akuntansi pendidik akan membahas tentang Proses Perhitungan Harga Pokok Penjualan secara tepat.
Dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan, hal yang perlu dipahami terlebih dahulu adalah unsur-unsur yang membentuk HPP. Unsur-unsur yang membentuk Harga Pokok Penjualan antara lain persediaan awal, persediaan ahir, dan pembelian bersih barang dagangan. Secara lebih detail tentang unsur-unsur tersebut simaklah pembahasan berikut ini:
Persediaan awal Barang dagangan (initial inventory)
Persediaan awal barang dagangan merupakan persediaan barang dagangan yang tersedia pada awal suatu periode atau tahun buku berjalan. Saldo persediaan awal perusahaan dagang terdapat pada neraca saldo periode berjalan atau pada neraca awal perusahaan atau laporan neraca tahun sebelumnya.
Persediaan ahir barang dagangan (end inventory)
Persediaan ahir barang dagangan merupakan persediaan barang-barang pada ahir suatu periode atau tahun buku berjalan. Saldo persediaan ahir perusahaan akan diketahui dari data penyesuaian perusahaan pada ahir periode.
Pembelian bersih
Pembelian bersih merupakan seluruh pembelian barang dagangan yang dilakukan perusahaan baik pembelian barang dagangan secara tunai maupun pembelian barang dagangan secara kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian tersebut serta dikurangi dengan potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi. Setelah mengetahui unsur-unsur HPP seperti penjelasan diatas selanjutnya dapat memahami proses perhitungan HPP sebagai berikut:

Rumus perhitungan Harga Pokok Penjualan

HPP = Barang tersedia untuk dijual (BTUD) - Persediaan ahir

Keterangan:
BTUD                       = Persediaan barang dagangan awal + Pembelian bersih
Pembelian bersih = (Pembelian + biaya angkut pembelian ) - (Retur Pembelian + 
                                     Potongan Pembelian)

Apabila ditampakan dalam bentuk bagan akan terlihat sebagai berikut:

HARGA POKOK PENJUALAN
Persediaan awal barang dagangan            Rp xxx
Pembelian                                    Rp xxx
Beban Angkut Pembelian       Rp xxx +
                                                        Rp xxx
Retur Pembelian         Rp xxx
Potongan Pembelian  Rp xxx +
                                                      Rpxxx -
Jumlah Pembelian Bersih                            Rp xxx+
Barang tersedia untuk dijual (BTUD)      Rp xxx
Persediaan Ahir barang dagangan           Rp xxx-
HPP                                                                     RP xxx
           

Note: Rumus HPP diatas bersifat fleksibel, maksudnya apabila dalam perusahaan Unsur-unsur HPP tidak lengkap seperti pada Rumus, misalnya tidak terdapat retur pembelian, atau tidak terdapat potongan pembelian atau tidak terdapat biaya angkut pembelian dan sebaginya, maka perhitungan HPP tetap dapat dilakukan tanpa mengikut sertakan unsur tersebut dalam perhitungan. Untuk meningkatkan pemahaman anda berikut ini diberikan contoh perhitungan HPP sebagai berikut.
Dalam neraca saldo sebagian perusahaan Andifi terdapat data seperti nampak dibawah ini:
Harga Pokok Penjualan

Dari data tersebut terlihat saldo unsur-unsur HPP yaitu Persediaan awal pada neraca saldo sebagian dan persediaan ahir pada data penyesuaian, serta elemen pembelian bersih pada neraca saldo sebagian seperti pembelian, retur pembelian dan potongan pembelian. Meskipun dalam data tersebut tidak terdapat biaya angkut pembelian, namun proses perhitungan HPP dapat dilakukan sebgai mana mestinya. Berikut ini proses perhitungannya.
HPP = BTUD - Persediaan ahir
Hpp = {(Persediaan awal)+(pembelian bersih)- (Persediaan ahir)}
HPP = {(Persediaan awal) + (Pembelian - retur pembelian - potongan pembelian)- 
            (Persediaan ahir)}
HPP = {(7.500.000) + (24.950.000 - 276.000- 1.350.000) - (7.900.000)}
HPP = {7.500.000 + 23.324.000 - 7.900.000}
HPP = Rp 22.924.000

Apabila dihitung dalam bagan nampak sebagai berikut:
HARGA POKOK PENJUALAN
Persediaan awal barang dagangan            Rp 7.500.000
Pembelian                                  Rp 24.950.000
Beban Angkut Pembelian      Rp 000+
                                                     Rp 24.950.000
Retur Pembelian        Rp 276.000
Potongan Pembelian Rp 1.350.000+
                                                    Rp 1.626.000-
Jumlah Pembelian Bersih                           Rp 23.324.000+ 
Barang tersedia untuk dijual (BTUD)      Rp 30.824.000
Persediaan Ahir barang dagangan            Rp 7.900.000-
HPP ----------------------------------------------------Rp 22.924.000

Kesimpulan
Perhitungan Harga pokok Penjualan sangat penting, karena dengan perhitungan HPP yang tepat akan menjadikan laporan Keuangan perusahaan khusunya laporan laba rugi yang dapat dipertanggung jawabkan dan akurat. Karena tingkat kepentingan yang tinggi tentang proses perhitungan HPP maka diharapkan konsep perhitungan HPP dipahami dengan baik dan benar sehingga laporan keuangan yang dihasilkan dapat digunakan untuk menentukan kebijakan yang tepat untuk kejuan perusahaan.

Description: Membahas proses perhitungan harga pokok penjualan secara tepat sesuai dengan prosedur akuntansi yang benar disertai contoh soal dan pembahasannya
Rating: 5.0